Ini tentang Tafsir al-Tahrir wa al-Tanwir Gubahan Ibnu Asyur


Contradixie, Esai – Ibnu Asyur memiliki nama lengkap Muhammad Tahir bin Muhammad bin Muhammad Tahir bin Muhammad bin Muhammad Syadzilii bin Abd Al-Qadir bin Muhammad bin Asyur. Beliau lahir di sebuah keluarga terhormat yang berasal dari Andalusia pada tahun 1296 H atau 1879 M dan wafat pada tahun 1393 H atau 1973 M. Beliau lahir dan wafat di tempat yang sama yaitu Tunisia. Kakek dari jalur ibunya bernama Muhammad Al-Aziz, seorang perdana menteri, sedangkan kakek dari ayahnya adalah seorang ulama. 


Perjalanan Intelektual


Ibnu Asyur memiliki keluarga yang hidup dengan nuansa ilmiah. Kegeniusannya sudah tampak sejak ia kecil. Pada usia enam tahun ia mulai menghafal dan mempelajari Al-Quran dan mempelajari kitab matan al-Jurumiyah. Selanjutnya, pada tahun 1310 H dalam usia yang relatif muda yaitu usia 14 tahun. Ia melanjutkan pendidikannya ke Universitas Az-Zaitunah. Di sana ia memperoleh berbagai ilmu agama, seperti tafsir Al-Quran, ilmu syariah (ushul al-fiqh, fikih), nahwu, sharaf, balaghah, serta ilmu-ilmu lainnya. Setelah belajar selama tujuh tahun, Ibnu Asyur berhasil menempuh gelar sarjana pada tahun 1317 H atau 1899 M.


Setelah lulus dari Universitas Az-Zaitunah, ia belum puas dalam menuntut ilmu. Di waktu luangnya, Ibnu Asyur membaca buku-buku tafsir, menghafal hadis-hadis, membaca buku-buku sejarah dan lain-lain. Ilmu yang diperolehnya dari Az-Zaitunah dan aktivitas  keilmuannya membuat kepribadian dan intelektualnya yang tinggi. Di samping itu, perhatian ayah dan kakeknya yang menambahkan akhlak mulia kepada Ibnu Asyur, memberi pengaruh besar pada kepribadiannya sebagai ulama yang bersahaja.


Karya Ibnu Asyur


Ibnu Asyur memiliki banyak karya-karya tulis, baik berupa kitab maupun berbentuk makalah-makalah. Karya-karyanya mencakup berbagai bidang, di antaranya adalah Tafsir at-Tahrir wa at-Tanwi, Maqashid al-Syari’ah al-Islamiyah, Alaisa al-Subhu bi Qarib, Usul al-Nizam al-Ijtima’ fi al-Islam, Fawaid al-Amali al-Tunisiyah ‘Ala Faraid.


Di Balik Kitab Tafsir Ibnu Asyur


Salah satu kitabnya yang fenomenal ialah kitab tafsir at-Tahrir wa at-Tanwir yang menjadi rujukan utama bagi para mufassir. Kitab yang mulai beliau tulis pada 1431 H atau 1923 M. Ditulis dalam 15 jilid kitab, berisi tafsir 30 juz, dan ditulis dalam waktu 39 tahun, meski diselingi dengan penulisan karya-karya lain.


Beliau memulai tafsirnya dengan sedikit materi tentang hal-hal yang berhubungan dengan pengetahuan dasar memahami bagaimana seluk beluk gaya bahasa Al-Quran secara singkat. Beliau memaparkan mukadimahnya sampai sepuluh bagian, mulai dari penjelasan tafsir dan takwil, penjelasan fenomena tafsir bil-ma’tsur dan bir-ra’yi, asbabun nuzul, sampai i’jazul Quran.


Sistematika penafsiran Ibnu Asyur adalah sebagai berikut: menempuh cara-cara tafsir atau takwil menjelaskan makna surah, keutamaannya, jumlah-jumlah ayat dan lain sebagainya. Selain itu, beliau juga menjelaskan munasabah (persesuaian) antara ayat dan antara surah, mengulas sisi balaghah (keindahan) ayat, menjadikan syair-syair sebagai syawahid (bukti-bukti) kebahasaan dalam menentukan makna sebuah ayat Al-Quran, dan sebagainya. Lebih jauh, beliau juga tidak segan untuk berijtihad dan merumuskan maqashid syariah dalam ayat-ayat ahkam.


Tafsir karya Ibnu Asyur tentu menarik, termasuk jika menjadi bahan rujukan dalam memecahkan sebuah permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat. Walaupun bermazhab Maliki, Ibnu Asyur banyak mengunggulkan mazhab lain jika hal tersebut dinilai benar. Inilah yang dimiliki oleh Ibnu Asyur, sosok yang fanatik terhadap mazhab dan tidak sungkan untuk mengunggulkan mazhab lain.


Penulis:

Nur Aini, mahasiswa Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) An Nur Yogyakarta 


Tags

Post a Comment

0 Comments
* Mohon Jangan Spam Disini. Semua Komentar ditinjau oleh Admin