Bagaimana Mencerabuti Harga Diri Manusia (Yu Hua: Nyaliku Kecil Seperti Tikus)


Contradixie -- Hutang yang semula berjumlah delapan juta pound akhirnya dikurangi menjadi empat juta pound saja. Harus dibayar tunai pada hari jumat. Empat juta pound sisanya memang tidak berbentuk uang, tapi berupa permintaan maaf dan pengakuan langsung bahwa dia adalah orang bodoh, tolol setolol-tololnya. Selain itu dia juga harus menggunakan kostum ayam, berperan selayaknya ayam, dan direkam dalam bentuk video. Si pemberi hutang memang punya niat untuk mencerabuti harga diri si empunya hutang sampai ke akar-akarnya. Adegan ini terdapat pada serial Netflix berjudul The Gentleman.

Seorang tokoh bernama Yang Gao dijuluki tikus bernyali kecil oleh gurunya. Hanya karena ia tidak mengangkat tangan ketika ditanya siapa yang takut pada harimau. Dia justru satu-satunya orang yang mengangkat tangan ketika ditanya siapa yang takut pada angsa. Bagi gurunya, juga teman-teman sekelas Yang Gao, sangat aneh ketika orang lebih takut pada angsa daripada harimau. Tapi bagi Yang Gao justru sebaliknya. Dia tidak takut harimau karena memang tidak pernah bertemu hewan itu. Dia justru lebih takut angsa karena hampir setiap hari dia melihatnya dan sungguh mengerikan kalau angsa sudah berkerumun hendak menusuk-nusuk bokongnya. Ancaman angsa jelas lebih nyata daripada harimau.
Seperti tikus, nyali Yang Gao dianggap kecil karena tidak berani melanggar aturan. Dia senang datang tepat waktu ke tempat kerja, dia tidak banyak protes, dan dia juga tidak pernah menuntut apa-apa. Sekilas tokoh ini mengingatkan saya pada tokoh dalam buku Gadis Minimarket. Bahwa masyarakat cenderung menghakimi dan menganggap kita aneh ketika berperilaku yang tidak umum. Mereka menyebutnya tidak normal.
Namun saya lebih ingin menggarisbawahi bagaimana status kita sebagai manusia teramat rentan. Fitur berupa akal yang dimilikilah yang membuat manusia sedikit lebih beda dari binatang. Tapi, kadangkala dengan akal sekalipun manusia tetap saja bisa lebih buas atau tak bermoral dari binatang. Ya, kadang-kadang saja. Lebih seringnya, meski akal masih dipergunakan secara sehat, masih ada saja yang menyamakan kita dengan binatang. Pada poin ini tampak jelas bahwa ada maksud lain yang dikehendaki, bahwa kalau bisa kita merasa dina sehina-hinanya hingga tak lagi punya harga diri.
Ternyata manusia memang punya cara mudah untuk mencela sesamanya. Samakan saja ia dengan salah satu binatang.
Terdapat tiga cerita dalam buku Nyaliku Kecil Seperti Tikus. Secara keseluruhan bisa disimpulkan bahwa Yu Hua hendak menguak sisi suram manusia. Perihal harga diri, perihal balas dendam.

Comments