Menghina Boleh, tapi Caranya Harus Luhur, dong



Aku punya teman. Tapi bukan teman sepermainan. Malam ini dia mengklaim dirinya sibuk sebelum aku berencana (bayangkan, baru saja berencana) mengajaknya bermain.

Selepas kupaksa pergi ke tempatnya, ternyata asu. Benar sih, dia sibuk. Klaimnya tak salah. Tapi sibuknya, kautahu, main gawai. Main Wotsap. Hmm.

Sejenak ketika mau misuh, dia menyuruhku duduk. Dia bilang kalau sedang melakukan misi penting. Misi penting? Iya. Misi menulis tugas akhir melalui Wotsap. Begitu tuturnya.

Dia lanjut menceramahiku:

Jadi, untuk konteks hari ini, kita sebagai mahasiswa penting untuk tidak lagi menulis tugas akhir pakai laptop, apalagi word. Tapi memakai Wotsap.

Kenapa? Karena mau seserius apa pun kita menulis tugas akhir lewat laptop, tidak mungkin, dosbing-dosbing kita yang terhormat mau membacanya semuanya. Muz mumkin!

Malah, andai saat kita menyetorkan tugas akhir dan di saat itu juga, Wotsap -nya berdering atau ada pemberitahuan di Efbe, coba lain kali perhatikan, maka yang akan--lebih dulu--dibaca adalah status-status di media sosialnya. Iya, status yang sangat menginspirasi dan memberi protein buat otak itu.

Hal seperti ini, satu contoh loh masih, adalah konteks baru bagi kita, mahasiswa, Su. Jadi, apa kita masih mau menulis tugas akhir memakai laptop toh ujung-ujungnya digitukan? Bayangkan, apa yang sudah kita kerjakan, dengan sepenuh tenaga (membawa laptop berat-berat, membaca buku, dan semacamnya) dibalas dengan pengabaian yang lugu seperti itu. Iya kalau diabaikannya demi hal yang efektif. La ini tak e, demi status efbe! Hayo.

Maka, Su, malam ini, ketika aku menulis tugas akhir lewat Wotsap maka itu artinya adalah sepotong perlawananku pada mereka. Toh ya di benak mereka tugas akhir kita tidak lebih berprotein daripada status efbe teman-teman mereka yang banyak "aku"-nya (untuk tidak bilang narsis-radikal).

Dan, satu lagi. Malam ini juga, proposal tugas akhirku harus selesai. Coba katakan padaku, apa yang lebih menghinakan buat tugas akhir yang sakral itu ketimbang menyusunnya memakai Wotsap dan selesai dalam semalam? Heh?

***

Aku tidak paham sebenarnya. Apa hubungannya menghina dan menulis tugas akhir lewat Wotsap. Tapi entah, pada bagian " ...ini adalah sebentuk perlawanan dari kelucuan mereka," rasanya aku ikut terbawa dan ada nuansa elegan dari caranya menghina tugas akhir yang sudah lama mengalami sakralisasi itu.

Oleh: Dyah Dayu (pengamat kucing hamil)

Comments