Menata Fiksi di Jogja Art + Books Fest 2024

Gemini generated images

Contradixie – Rumahku tidak jauh dari The Ratan, lokasi digelarnya Jogja Art + Books Fest (JABF) 2024. Kali pertama melihat kabar tersebut, rasanya ingin berkunjung ke sana. Melihat suasana. Namun, karena beberapa hal, keinginan itu tidak terwujud.

Meski begitu, aku masih bisa melihat apa yang terjadi di JABF 2024. Beberapa temanku jatuh cinta pada acara seperti itu. Ia sering membuat cerita di media sosialnya tentang jalannya JABF 2024. Enak memang punya teman seperti mereka.

Melihat JABF 2024 dari potongan-potongan story temanku, bagus konsepnya. Bukan konsepnya sih, tapi pokoknya indah, sampai aku dipertemukan dengan situasi di festival bukunya. 

Ada yang menyita perhatianku: penataan buku! Di situ, buku-buku ditata dengan tiga (3) model, yaitu model bertumpuk dengan menampilkan sampul depan; model dengan menampilkan punggung buku, yang biasanya ini digunakan untuk buku-buku berjilid seperti Tetralogi Buru; dan model eksklusif dengan memasang beberapa buku secara berdiri dan di atas tumpukan banyak buku lainnya.

Sejumlah buku yang ditata dengan model terakhir barangkali adalah buku-buku yang dianggap memiliki sesuatu yang lebih dari buku lainnya. Bisa jadi karena sedang populer, kualitasnya lebih bagus, atau sekadar penulis/penerbitnya mau membayar lebih ke panitia. Aku tidak mau menyimpulkan. 

Yang jelas, buku-buku di JABF 2024 ditata berdasarkan keyakinan bahwa beberapa buku yang dijual memiliki sesuatu yang lebih dari beberapa buku lainnya. Ini tidak berbeda dari ketika kita ke Gramedia dan menemukan buku dengan kualitas (cetakan) tinggi dipasang secara eksklusif baik di rak khusus atau pun diletakkan berdiri di atas tumpukan buku lainnya. 

Dari sisi penataan buku, JABF 2024 dan toko-toko buku mainstream sama. Hanya saja, buku apa yang layak diletakkan secara eksklusif, mereka punya selera, preferensi, dan pertimbangannya masing-masing. 

Artinya, mengetahui seminggu silam ada diskusi tentang matinya buku berkualitas dan toko buku mainstream yang masih mengistimewakan buku-buku instan, adalah menyedihkan bila kita mengkritik toko buku mainstream atas pilihannya untuk meletakkan buku-buku instan yang tidak bergizi dan boros kertas di rak eksklusif, tapi di waktu bersamaan meyakini buku-buku yang ditata secara eksklusif di JABF 2024 adalah yang lebih layak. 

Selalu ada dominasi dalam setiap tata kelola. Bila memasukkan buku ke toko buku, bazar, atau apalah itu namanya–selama ada tata kelola–kita harus siap untuk mendapatkan buku kita dianggap lebih bagus dibanding buku lainnya, kendati isinya hanya curhat tidak jelas.zv

Comments

Popular Posts