Psikologi Agama: Dimensi Spiritual dalam Keseharian Umat Beragama
Judul |
Psikologi Agama: Dimensi
Spiritual dalam Keseharian Umat Beragama |
Penulis |
Iskandar Yusuf |
Penerbit |
CV Kontradiksi Indonesia Grup |
Tebal |
vi + 153 halaman |
Tahun |
2025 |
Harga |
- |
Contradixie,
Katalog—Bagaimana
agama membentuk kepribadian seseorang sejak masa kecil hingga tua? Mengapa ada
orang yang menjadikan agama sebagai sumber kedamaian, sementara yang lain
terjebak dalam ekstremisme? Apa peran pendidikan dan budaya dalam membentuk
cara kita memahami ajaran agama?
Buku "Psikologi
Agama: Dimensi Spiritual dalam Keseharian Umat Beragama" mengajak kita
menelusuri sisi terdalam dari hubungan manusia dengan agama, bukan dari sudut
pandang dogma, melainkan dari perspektif psikologis yang menyentuh realitas
sehari-hari. Buku ini membahas bagaimana perkembangan jiwa keagamaan berjalan
dalam berbagai fase kehidupan, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga
lansia, serta faktor-faktor yang memengaruhinya.
Tak
hanya itu, pembaca juga diajak memahami bagaimana pendidikan, budaya, dan
lingkungan sosial membentuk perilaku keagamaan seseorang, baik dalam aspek
positif seperti pembentukan kepribadian yang matang, maupun dalam bentuk
distorsi seperti radikalisme dan intoleransi. Buku ini juga mengupas bagaimana
agama bersinggungan dengan isu-isu kontemporer seperti sekularisme, terorisme,
dan fenomena konversi agama yang berkembang di masyarakat Indonesia.
Ditulis
dengan bahasa yang mudah dicerna, buku ini tidak hanya diperuntukkan bagi
kalangan akademisi, tetapi juga untuk pembaca umum yang ingin memahami
bagaimana agama bekerja dalam batin manusia secara nyata. Dengan pendekatan
psikologi yang aplikatif, buku ini membantu pembaca melihat bahwa agama bukan
sekadar urusan keyakinan, melainkan bagian dari proses psikologis yang
membentuk pola pikir, sikap, dan perilaku dalam keseharian.
"Psikologi
Agama: Dimensi Spiritual dalam Keseharian Umat Beragama" adalah panduan penting bagi
siapa saja yang ingin memahami relasi antara agama, jiwa, dan realitas sosial,
dalam perspektif yang jujur, membumi, dan penuh refleksi.
Comments
Post a Comment